Harga Minyak Naik di Tengah Optimisme terhadap Permintaan




Ekonomi dunia atau ekonomi global secara umum merujuk ke ekonomi yang didasarkan pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global juga dapat dipandang sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional – yaitu ekonomi masyarakat setempat, sehingga menciptakan satu ekonomi global.
Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang – bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian prilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya.
Ekonomi dunia tidak terpisahkan dari geografi dan ekologi Bumi, sehingga terdapat kesalahan penyebutan istilah karena ekonomi dunia seharusnya tidak mencakup pertimbangan sumber daya atau nilai apapun di luar Bumi, meski definisi dan representasi "ekonomi dunia" bermacam-macam. Seperti halnya pada naiknya harga minyak dunia naik pada tanggal 29 September 2017 kemarin lusa.
Harga minyak dunia naik pada 29 September 2017 dengan harga minyak mentah brent dan AS membuat kenaikan mingguan, karena para investor yakin bahwa upaya untuk mengurangi kekosongan global akan berjalan dan prospek permintaan membaik.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/9/2017), harga minyak mentah AS naik 2 sen menjadi USD51,58 per barel pada pukul 01.10 GMT. Kontrak tersebut menuju kenaikan mingguan keempat berturut-turut dan berada di jalur untuk kenaikan 9% pada bulan ini.
Sementara, harga minyak brent sebagai patokan harga minyak internasional, naik 22 sen
menjadi USD57,63 per barel, menuju kenaikan mingguan kelima dan kenaikan 10% untuk bulan September.
Kenaikan harga, sebagian besar dari mereka dalam dua setengah pekan terakhir, saat para pedagang mengantisipasi permintaan baru dari penyuling AS yang memulai operasi setelah berhenti karena Badai Harvey.
Produsen minyak dunia utama di luar Amerika Serikat juga mengindikasikan bahwa mereka akan bertahan dengan pengurangan produksi untuk membatasi pasokan. Mereka mendapatkan dukungan dari ancaman Turki untuk memotong jalur pipa dari wilayah Kurdi di Irak setelah sebuah referendum di mana orang Kurdi memilih sangat berpihak pada kemerdekaan.
"Ada (ada) pandangan yang semakin positif dari sisi penawaran, dengan potensi gangguan produksi Kurdi, dan sejumlah besar agen energi yang mengindikasikan bahwa permintaan global meningkat," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA di Singapura.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, pekan ini dia bisa menggunakan kekuatan untuk mencegah terbentuknya negara Kurdi yang independen dan mungkin akan menutup "tap" minyak tersebut.
Wilayah Kurdi mengekspor sekitar 500.000 barel per hari melalui pipa yang mengalir melalui Turki ke Laut Mediterania. Turki kemarin berjanji hanya akan mengurusi minyak mentah dengan pemerintah Irak, kata kantor Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi.
                            



Komentar

Postingan Populer