Pertanyaan-Pertanyaan Nggak Penting yang Suka Keluar Pas Lagi Sidang Skripsi
Oke, tulisan satu ini tidak ada hubungannya dengan kamu
yang masih kuliah di semester awal. Atau dengan kamu yang suka terlalu
serius menanggapi sebuah artikel. Well, kali ini kami hanya akan berbagi
cerita seputar kisah-kisah tak terduga yang hanya bisa terjadi saat
sidang skripsi.
Kita tahu bahwa mengerjakan skripsi bukanlah hal yang
mudah. Ada yang harus keluar uang jutaan rupiah untuk riset sana-sini,
sebar kuesioner sana-sini tapi pada saat hari sidang itu tiba, entah
kenapa mimpi buruk selalu menghantui. Bagaimana tidak? Setelah semua
kerja keras yang dilakukan 3-4 tahun lamanya atau agak mengenaskan bagi
yang kuliahnya lama karena berbagai hal, pada saat sidang skripsi tiba,
ketakutan akan status tidak lulus semakin menjadi-jadi.
Meski demikian, ketahuilah nggak semua sidang skripsi bisa
menjadi sehoror itu. Bagi yang kebagian jatah serius saat sidang, sidang
skripsi mungkin akan terasa seperti saat Super Saiya 4 bertarung
mengalahkan Majin Buu (cerita dari serial Dragonball Z- RED). Ya,
perdebatan tiada akhir terasa seperti seolah-olah saling melemparkan
jurus ‘Kameha-meha’ antara dosen penguji dan peserta sidang skripsi.
Namun, tahukah kamu? Dari sekian banyak pertanyaan serius,
para dosen penguji skripsi tidak selalu mengeluarkan jurus-jurus
terdahsyatnya. Terkadang, nggak sedikit dosen penguji yang suka usil
menanyakan hal-hal nggak penting yang hanya akan keluar saat sidang
skripsi.
Nggak percaya? Apa aja pertanyaan nggak penting yang
menjadi jurus andalan para dosen penguji untuk mengacaukan pikiranmu
dari pembahasan utama skripsimu? Berikut di antaranya.
- Kenapa Memilih Variable X?
Sekilas tampaknya ini pertanyaan serius yang tentu saja
dengan cepat kamu akan menjawab dengan jawaban serius pula. Bawa-bawa
teori segala sampai berbusa. Pada akhirnya sang penguji cuma akan
bilang: “Oh gitu, kalau saya nggak suka gimana?”
Kalau kamu nggak bisa jawab pertanyaan itu, well, my friend, you’re doomed.
- Halaman Terimakasih
Tentunya halaman ini akan luput dari perhatian kamu. Kamu
mungkin akan menganggap “Ah, ini kan cuma halaman terimakasih. Cuma buat
teman dan gebetanku tercinta ini. Bolehlah lebay sedikit?”
Ups, hati-hati, Guys.Saat kamu menuliskan nama teman lawan
jenismu yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan kamu bisa-bisa kamu
akan diserang dengan pertanyaan seperti.
“Wah, kok ada nama Bunga di sini? Kalian pacaran, ya? Wah, jadian sejak kapan? Kok saya nggak dapat PJ? Mau nggak saya lulusin?”
- Nanyain Pacar
“Saya lihat kamu kemarin di Mall X jalan sama Hanum. Kalian pacaran, ya?”
Nah, ini pertanyaan menjebak yang paling ngeselin. Kalau
kamu jawab “Wah enggak pak, cuma teman.” percayalah yang ada nanti akan
dipanjangin, “Ah masa, teman kok pegangan tangan? Saya intip kamu sampai
naik mobil bareng lho. Kalian nginap di hotel mana?” daaan seterusnya.
Kalau kamu jawab “Iya pak, itu pacar saya.”
Maka… ya sama aja sih, bakal dipanjangin juga, “Hoo gitu,
jadi kapan kalian menikah? abis lulus mau kerja dimana? Sudah punya
rumah? Kalau nggak siap nikah bisa nggak saya lulusin kamu.”
Jadi harus jawab apa? Apa, ya? Berdoa aja deh supaya pertanyaan macam gini nggak keluar saat giliran kamu disidang.
- Arti Dari Nama Kamu Apa?
Dosen penguji: “Abdurrahman Gohan Syahreza. Wah, namanya bagus. Artinya apa?”
Ceritanya kamu: “Euh, anu.. nggak tahu pak hehe.”
Dosen penguji: “SAMA NAMA SENDIRI AJA GAK TAU ARTINYA!? Gimana kamu bisa lulus?”
*lalu skripsi kamu dibanting* *cup cup* *jangan nagis yah*
Udah Deh, Nggak Lulus Aja
Dosen penguji: Balik-balik halaman, hening selama setengah
jam. Lalu berkata: “Udahlah nggak lulus aja. Ngapain sih lulus?Toh,
kerja nggak butuh ijazah ini. Kecuali kamu mau kerja di bank.”
Ceritanya kamu: “………………..’”
Setidaknya ngomong apa kek gitu kamunya, jangan diem aja
kayak jin yang baru keluar dari botol. Biar keliatan intelek dikit.
Kalau beruntung beliau pasti bisa melunak.
- Perdebatan Antara Penguji
Dosen Penguji 1: “Menurut saya teori Karl Marx nggak cocok sama skripsi kamu.Ini tuh bla bla bla…”
Dosen Penguji 2: “Lho, kok bapak bilang begitu? Bapak nggak
liat variablenya cocok? Anda tidak layak jadi penguji! Anda itu… bla
bla bla..”
Dosen Penguji 3: ZZzzzZZ
Ceritanya Kamu: “……………….”
Di sini, kamu harus berlagak bijak. Kalau berdeham sedikit
biar keliatan dewasa dikit, “Ehem, maaf Bapak, mari saya bantu
jelaskan.Jadi…teori ini… bla bla” daaan seterusnya.
—
Apapun pertanyaaanya, apapun yang terjadi, usahakan dirimu
untuk tetap tenang dan tidak emosi. Karena percayalah, satu dari sekian
banyak faktor ketidaklulusan saat sidang skripsi adalah emosi yang tak
terkontrol dengan baik. Biasanya sebelum masuk sidang ditanyain dulu,
mau minum atau enggak. Minum aja, karena kamu membutuhkannya. Meski kamu
yakin kamu nggak haus saat itu.
Seberapapun nggak pentingnya pertanyaan-pertanyaan di atas,
ternyata, di satu sisi, pertanyaan-pertanyaan ini memainkan peran
penting. Yakni di saat kamu seharusnya fokus dalam pembahasan skripsi
namun kamu harus menjawab pertanyaan yang tidak berhubungan dan
mengacaukan pikiranmu. Hal ini, sebenarnya adalah ujian tersendiri agar
para penguji melihat sejauh mana kamu bisa bertahan untuk tetap fokus
dan mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan dengan
pembahasan skripsi kamu saat itu. Dan tentu saja, pertanyaan-pertanyaan
seperti ini pun berpengaruh terhadap penilaian presentasi skripsi kamu.
Komentar
Posting Komentar